Barito Putera Terancam Turun ke Liga 2 Setelah Kalah 1-4 dari PSM Makassar
Barito Putera, tim sepak bola asal Kalimantan Selatan, kini berada dalam posisi terjepit setelah mengalami kekalahan telak 1-4 dari PSM Makassar dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Demang Lehman. Pertandingan yang dihelat pada akhir pekan lalu ini menjadi titik balik yang krusial bagi tim berjuluk “Laskar Antasari” yang tengah berjuang untuk menghindari zona degradasi di Liga 1 Indonesia.
Kekalahan tersebut bukan hanya menyakitkan dari segi angka, tetapi juga mencerminkan masalah mendasar yang sedang dihadapi Barito Putera. Dalam laga itu, tim tamu—PSM Makassar—menunjukkan kualitas permainan yang superior dengan kombinasi permainan menyerang yang terorganisir dan pertahanan yang solid. Sementara itu, Barito Putera terlihat kesulitan untuk mengembangkan permainan, dengan banyaknya kesalahan teknis yang terjadi di lapangan.
Pada babak pertama, Barito Putera sebenarnya memiliki beberapa peluang untuk membuka keunggulan. Namun, penyelesaian akhir yang kurang memadai dan ketidakberuntungan membuat mereka gagal memanfaatkan peluang. Sebaliknya, PSM Makassar mampu mencetak dua gol di babak pertama melalui serangan cepat, memanfaatkan kelengahan lini belakang Barito.
Di babak kedua, Barito Putera berusaha bangkit dan berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 melalui gol yang dicetak oleh penyerang andalan mereka, namun kegembiraan itu tidak bertahan lama. PSM kembali menunjukkan dominasinya dengan mencetak dua gol tambahan yang membuat mereka keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 4-1.
Akibat kekalahan ini, Barito Putera kini semakin terancam untuk terdegradasi. Dengan hanya beberapa pertandingan tersisa di Liga 1, posisi mereka di klasemen sangat kritis, dan tekanan untuk meraih poin penuh di setiap sisa laga semakin berat. Manajemen klub harus segera menemukan solusi untuk mengatasi performa tim yang menurun dan meningkatkan motivasi pemain agar bisa tampil lebih baik dalam laga-laga mendatang.
Kondisi ini juga menuntut perubahan strategis dalam kepelatihan dan penanganan skuad. Jika situasi ini dibiarkan berlanjut, Barito Putera bisa saja menyusul tim-tim lain yang terdegradasi ke Liga 2, yang akan menjadi tamparan berat bagi para penggemar setia mereka.
Supporter Barito Putera, yang dikenal loyal dan fanatik, kini berharap agar tim kesayangan mereka bisa bangkit dan memperbaiki performa sebelum terperosok lebih dalam ke zona merah. Momen-momen krisis seperti ini kerap kali menjadi titik balik bagi sebuah tim, dan harapan terbesar mereka adalah melihat Laskar Antasari tetap bertahan di Liga 1 dan kembali ke jalur kemenangan secepat mungkin.
Dengan perjuangan yang tersisa, Barito Putera harus segera berbenah dan tidak membiarkan mimpi mereka untuk berkompetisi di level tertinggi sepak bola Indonesia padam begitu saja. Waktu semakin mendesak, dan harapan akan kebangkitan tim harus tetap hidup di hati setiap pendukungnya.